![menikmati senja di madinah gambar tentang senja di madinah](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgKSJjfVTrDnJi3rR_BEoqbbw6v7MupT59lCNYwevI-saRoBP1va1MmokFPJqy47Q2m9fW0hmDgsHR3vL5-QW7EzZWzDtSR8cAyQ7I4ZScztYHQxHQNYuLYZmJjtkfSOOfDoEE7gnoj2Tz/s640-rw/menikmati+senja+di+madinah.jpg)
Hari itu membuatku tiada henti berpikir. Apa yang membawaku kemari? Banyak orang mengatakan bahwa hadirnya insan manusia kemari adalah hadiah berupa undangan menjadi Tamu Allah SWT. Coba ku berpikir tentang apa yang sudah kulakukan di muka bumi Allah ini, sehingga Allah SWT. memberiku sebuah undangan yang kurasa melebihi sebongkah berlian dan tak ternilai harganya. Tiada satupun perhiasan di muka bumi yang mampu nenandinginya. Iya, undangan ini tak ternilai.
Hari demi hari ku nanti, tak ku temukan jua jawaban pasti. Apa yang telah ku perbuat selama ini di muka bumi Allah SWT.? Bingung sebingung-bingungnya terus melanda pikirku. Coba menghayati dalam diri, tanpa terasa tetasan air mata membasahi pipiku. Aku tahu tentang tiada manusia yang sempurna kecuali Nabiyyuna Muhammad صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ . Aku juga tak se-sholeh orang-orang yang sholeh. Yang ku tahu, aku lebih buruk dari orang-orang yang berdosa.
![]() |
Renungan Ilahi-Menikmati Senja di Madinah |
Lama ku merenung tentang Renungan Ilahi Menikmati Senja di Madinah, dalam renungan seolah ku melihat aliran air sungai yang tiada henti mengalir dan menghanyutkan. Udara yang panas dan membuat gerah. Sungai yang mengalir memancarkan warna merah pekat. Lama ku merenung tentang Renungan Ilahi Menikmati Senja di Madinah, ku teringat akan dosa-dosa yang telah ku perbuat selama ini. Ku teringat akan kelalaian yang ku lakukan selama ini. Lama ku merenung tentang Renungan Ilahi Menikmati Senja di Madinah, ku teringat bahwa aku berlumuran dosa, layaknya air sungai yang berwarna merah pekat itu. Lama ku merenung tentang Renungan Ilahi Menikmati Senja di Madinah, entah bagaimana caraku untuk membersihkan air sungai itu.
Alhamdulillah, adalah kata yang kuupayakan untuk terucap tiada henti waktu itu. Astagfirullah, adalah kata yang ku upayakan tiada hentinya ku ucapkan, mengingat aliran sungai merah yang ku ceritakan sebelumnya. Aku tak sebaik orang yang shaleh. Bahkan aku lebih buruk dari orang-orang yang berdosa.
![]() |
Renungan Ilahi Menikmati Senja di Madinah |
Tak ku sangka, senja kali ini aku berada di Madinah Al-Munawwarah. Senja di Madinah yang menurutku tak pernah ku lupakan seumur hidup. Senja di Madinah yang begitu sejuk nan dingin itu. Senja di Madinah yang begitu indah dihiasi burung-burung yang berbunyi menandakan kebahagiaannya berada di tempat ini. Senja di Madinah dengan menatap alam bebas nan sejuk. Senja di Madinah yang tiada awan di atasnya. Senja di Madinah yang membuat hatiku begitu bahagia dan sedih. Aku berdiri disini, serasa tak ingin pulang kembali. Aku berdiri disini, serasa sangat merindukan beliau. Iya. beliau yang membawa kami ke pada kecerahan, beliau yang membawa kami kepada dunia yang seba bisa ini, beliau lah Rasulullah Muhammad صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ
Comments